Simak Cerita Dea Fira – Penapza Muda

“Buka mata, hati dan telinga untuk segala informasi seputar HIV,”

Dea Fira, Drug User Activist

Dea Fira Mantiri atau yang akrab dipanggil Dea adalah perempuan muda kelahiran 23 September. Dea dibesarkan ditengah keluarga yang tidak begitu sempurna. Ayah dan ibunya berpisah saat ia masih kecil, sehingga ia terpaksa tumbuh dengan sedikit perhatian dari kedua orang tuanya. Saat ini ia berprofesi sebagai vokalis band di tempat hiburan malam dengan jadwal tur ke berbagai daerah di Indonesia.

Dea seorang pengguna narkotika, hampir seluruh jenis narkotika sudah ia gunakan. Apabila di suatu kota ‘hanya ada’ ekstasi, maka hanya jenis narkotika tersebut yang dia konsumsi. Jadi dapat dikatakan bahwa setiap Dea hidup berpindah-pindah, maka jenis narkotikanya pun akan berganti-ganti.

Dea tetaplah seorang yang berdaya. Ia tidak ingin membuat masa depannya menjadi suram. Dea aktif berorganisasi untuk mengembangkan kemampuannya. PKNI (Persaudaraan Korban Napza Indonesia) dan Fokus Muda (Jaringan nasional populasi kunci usia muda) adalah organisasi yang dapat mewakili identitasnya sebagai pengguna narkotika. Aktif dalam organisasi membawa Dea ke berbagai macam pelatihan terkait isu Napza dan HIV dan AIDS.

“Be a smart user,” atau dapat dikatakan bahwa menjadi pengguna jangan hanya sekedar pakaw dan pedaw. Jadilah pengguna yang mau membuka mata, hati dan telinga untuk segala macam informasi karena ia sadar penggunaan jarum secara bergantian dapat menyebabkan resiko tertular dan/atau menularkan HIV.

Hidup sebagai remaja populasi kunci, Dea melakukan VCT (Voluntary Counseling and Testing) untuk mengetahui status HIV. Pemeriksaan dini terhadap HIV perlu dilakukan untuk segera mendapat pertolongan kesehatan sesuai kebutuhan apabila seseorang diidentifikasi terinfeksi HIV.

Memulai menjalani VCT tidaklah perlu merasa takut karena konseling dalam VCT dijamin kerahasiaannya dan tes ini merupakan suatu dialog antara klien dengan petugas kesehatan yang bertujuan agar orang tersebut mampu untuk menghadapi stress dan membuat keputusan sendiri sehubungan dengan status HIV.

Share this post